Keep Hamasah..!!

16 Mei 2012

Pejuang Tangguh,



Ikhwan : Assalamu'alaikum Ustadz, 'afwan ana mau minta tolong. Bahwa ana ingin melamar si Fulanah, bisakah ustadz menjadi perantara antara ana dan fulanah melalui Istri antum?

Ustadz : Wa'alaikumussalam, bisa saja ana usahakan tapi ana juga tidak bisa memberi jaminan bahwa lamaran antum akan diterima oleh fulanah dan orang tuanya.

Ikhwan : Tidak masalah ustadz, saya akan mencoba untuk berani menghadapi segala sesuatunya.

Setelah melalui proses panjang, si Fulanah pun bersedia menerima lamaran si Ikhwan. Namun fulanah berharap Ikhwan bisa menemui orang tuanya terlebih dahulu.

Ikhwan : Assalamu'alaikum pak, bu. permisi, bisa kita berbicara sebentar.

Bapak : Wa'alaikumussalam, iya ada apa?
Ikhwan : Begini pak, bu. Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk menindak lanjuti sebagaimana yg telah anak bapak dan saya sepakati.

Bapak : Maksudnya? Bisa tolong diperjelas?
Ikhwan : Iya pak, saya telah melamar anak bapak dan Alhamdulillaah anak bapak pun setuju dengan lamaran saya. Hanya, fulanah bilang Ahsan saya juga menemui bapak untuk menunjukan kesungguhan saya melamar anak bapak.

Bapak : Hmmm, memangnya apa yang melatar belakangi kamu meminang anak saya?
Ikhwan : Maaf sebelumnya pak, tujuan saya melamar anak bapak karena saya merasa bahwa anak bapaklah yg menurut saya cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Karena keshalihahannya, akhlak serta ibadahnya yang menjadikan anak bapak QurrotaA'yun.

Bapak : Lalu pekerjaanmu sekarang apa?
Ikhwan : Saya cuma karyawan biasa pak.
Bapak : Lalu orang tua kamu?
Ikhwan : Ibu saya berdagang, Bapak saya seorang supir di sebuah perusahaan.

Bapak : Lalu, bagaimana kamu yakin bahwa lamaran kamu akan saya terima? mungkin anak saya bisa menerima kamu, namun bukan bearti bisa dengan mudah menikah dengan anak saya tanpa melalui izin dari saya.

Ikhwan : Memang saya hanya karyawan biasa pak dan orang tua saya pun tidak memiliki banyak harta untuk diwariskan kepada saya dan adik-adik saya.

Bapak : Lalu?
Ikhwan : Sebagian manusia terlahir bisa menikmati apa yang sudah diberikan oleh Allah terhadap mereka, Namun sebagian yang lain juga ada yang terlahir agar mereka diperintahkan untuk berusaha terlebih dahulu sebelum memperoleh kenikmatan yg akan Allah berikan.

Saya melamar anak bapak, bukan bearti hanya akan mengandalkan orang lain untuk menghidupi kebutuhan masa depan kelak. Tapi saya dan fulanah yakin jika kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh kelak akan mendapatkan kebahagiaan yg kita harapkan dengan jerih payah sendiri. itulah kenikmatan (kekayaan) yang sesungguhnya!

Semua orang yang ada dirumah ketika itupun tertegun dengan kegigihan yang mampu meyakinkan kedua orang tua si fulanah agar menerima lamarannya terhadap fulanah.

Itulah buah dari kesungguhan, kegigihan, dimana seseorang memiliki keyakinan yang kuat akan janjiNya dan disertai dengan usaha yang maksimal serta kesabaran yang kokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar