Keep Hamasah..!!

14 Des 2012


Semeru Unforgettable
Semeru, dengan tinggi 3676 m di atas permukaan laut, terletak di Kota Malang dan Lumajang Jawa Timur. Gunung tertinggi yang ada di Pulau Jawa dan gunung berapi ketiga setelah Kerinci (3805mdpl) dan Rinjani (3726mdpl). Gunung yang menjadi impian semua pendaki untuk berdiri di puncaknya, Puncak Mahameru. Gunung yang konon menurut kepercayaan Jawa Kuno, tempat bersemayam para dewa.
Keinginan mendaki Semeru ada sejak SMP yang sewaktu itu ke perpustakaan dan melihat buku tentang gunung - gunung yang ada di Indonesia. Dalam benak saya.. "aku akan berada dipuncak salah satu gunung tertinggi ini".Berhubung SMP sampai STM saya tinggal di Lampung,pun belum terwujud karena keterbatasan jarak dan rekan-rekan yang hobi tracking, rencana itu pun saya urungkan sampai kuliah yang akhirnya menuntun saya ke pulau jawa, Jakarta. 
Nah baru saat di bangku kuliah tekad itu muncul kembali, dan malah ikut kumpul dengan teman2 yg hobi tracking, dan kampus pun memiliki wadah untuk mahasiswa pecinta alam Cakrawala nama organisasi tersebut, tapi saya tak pernah menjadi anggotanya..hehee. Karena udah banyak UKM yg saya geluti (soksibuk :P).
Singkat cerita Cakrawala mengadakan acara Wisata Alam ke gunung2 yg ada di jawa. Tapi belum ada tempat yang menjadi target rencana saya. Mereka melakukan pendakian di sekitar Bogor (Gn Gede dan Pangrango), saya kurang berminat. Dua bulan kemudian temen2 sekelas mengajak saya ke gunung Merbabu di Jawa Tengah, sebenarnya pengen walaupun diluar rencana, tapi karena kebetulan berbenturan dengan acara keluarga di Lampung :'(..lagi 2 ngga jadii..
Agustus 2012
Akhir yang dinanti pun datang. Cakrawala mengadakan acara untuk umum ke salah satu gunung yang ada dalam rencana saya..yup Semeru..rasanya seneng hehehee...semua biaya udah disiapkan jauh2 hari dan pendaftaran pun tergolong murah. Selain lapisan tekad dan semangat berlapis baja (kata Riani), fisik, mental, perlengkapan semua udah siap..Semeru aku datang...!!! yuhuuu
Jumat 21 September 2012 Hari Pertama
Awal perjalanan kami. Berangkat dari ibukota Jakarta menuju stasiun Senen,berangkat dari kampus sebelum solat Jumat. Sampai di Stasiun Senen, pas waktu adzan kami sholat dulu di mesjid terdekat. Abis itu makan siang untuk mengisi perut selama perjalanan.
Kami membeli tiket KA Matarmaja seharga Rp 50.000 kelas ekonomi namun nyaman menurut kami yg hobi backpacker hihihi (blgajanggaadduit). Kereta baru berangkat jam 2 siang.KA Matarmaja (singkatan MAlang-BliTAR-MAdiun-JAkarta)   carrier kami besar. Semula kami kira penumpang ke Malang tidak begitu padat penumpangnya..tapi pas liat "wah rame yaa..ini mau naek Semeru semua yah tanya seorang bapak kepada kami. "ya pak sekitar 40orang".Aku duduk bersama Dadan(temen sekelas) Lela(pacar dadan) dan Robin(temennya dadan) dan salah satu penumpang yang akan menuju kota Malang, yang akan menjadi teman ngobrol kami selama perjalanan.
Sabtu 22 September 2012 Hari Kedua
Kereta sampai di Stasiun Malang sekitar jam 07.30 pagi, udara sejuk yang kami hirup yang langsung menyambut kami pagi itu. Aku menelpon seorang teman SD,tetangga,sekaligus sahabat yang kebetulan tinggal di Malang, Panji namanya. Setelah itu izin dengan panitia untuk berpisah sementara menuju kostan Panji dan sepakat kami berkumpul didesa Tumpang sore nya.
Diajaklah muter2 kota Malang sm Panjul naik motor onthelnya, sempet juga sih ke UnBraw cuma numpang ke toilet doang..hehehe. Setiba di kostan aku langsung makan siang dan istirahat sejenak. Bangun tidur langung kita jalan2 lagi  dan sampailah ke kota Batu yang udaranya sangat sejuk dijejali pohon2 apel malang dan jeruk sunkist. Aku bilang ke panji "Njul beli yuk..lumayan buat logistik ke gunung".. "borooong nan..hehehee" kata panji.
"eh..dah sore nih..anterin gw ke Tumpang yak" kataku..Okee bos.Berangkatlah kami ke desa Tumpang tempat para pendaki menginap semalam sebelum melakukan perjalanan. Waktu itu sampai di Tumpang jam 5 sore. Panji pun ikut menginap karena hari sudah malam dan udara luar pun semakin dingin. Sebelum istrahat kami disuguhi sepiring soto daging oleh yang punya penginapan yang pas banget dimakan saat udara dingin. Setelah itu kami briefing sebelum istrahat untuk persiapan sekaligus mengecek kembali barang2 kami. 

Minggu 23 September 2012 Hari Ketiga
Sekitar pukul 03.30 kami semua bangun untuk bersiap menuju pos Ranupani yang akan ditempuh dengan 2 buah truk dengan waktu perjalanan skitar 2 jam lebih. Selama perjalanan kami disuguhi pemandangan pepohonan pinus daaannn....ini dia pemirsaa..Selamat datang di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

                                                                      Gunung Bromo
Setelah puas melihat pemandangan bromo..langsung tancap gas ke desa RanuPani pos pemberhentian terakhir sebelum track ke Semeru. Sampai disana sekitar pukul 7 pagi,suhu udara semakin menurun karena dipengaruhi oleh ketinggian. Kami pun sarapan yang telah dibawa dari penginapan.




SUMMIT ATTACK SEMERU 08.00 pagi









27 Jul 2012

Masihkah Kalian Sombong Setelah Melihat Gambar Ini ?




Sungguh Maha Besar, melihat ciptaannya saja kita sudah tidak mampu apalagi melihat Tuhan Yang Maha Esa, Renungkanlah bacaan dibawah ini, semoga kita terhindar dari perbuatan Sombong. Sesungguhnya kita sangat kecil di mata Tuhan.

Ini perbandingan Bumi dengan planet yang lebih kecil lainnya,




NEXT
Ini bumi dibandingkan dengan planet2 yang lebih besar.. Ada Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.










NEXT
Perhatikan, Bumi tidak ada apa-apanya dengan Matahari

NEXT
Matahari sangat kecil jika dibandingkan dengan Arcturus, Bagaimana dengan Bumi ?


NEXT
Aduuhh,, Matahari ditunjukin sama panah kecil ,, kalah jauh menn..


Antares Kalah dengan Pistol Star



Pistol Star Masih jauh dibawah VV Cephei (Bintang Terbesar Yang Ditemukan)





















Matahari Sudah Seperti Debu


Dengan perbandingan diatas tadi, setidaknya kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi, apalagi kita sebagai penghuninya. Terbayang jelas jagat raya yang sangat besar pada gambar skala-skala diatas. Bumi kita tidak kelihatan lagi di sini , bahkan matahari hanya sebesar debu.

Saya sempat berpikir juga… Siapakah kita…?
Layakkah kita sombong dihadapan TUHAN ?
Apakah tujuan hidup kita…?
Apa yang membuat hidup kita, manusia, berharga, mulia dihadapan TUHAN…? 



Bumi saja yang menurut kalian besarnya cuma setitik, gimana kalian yang sangat kecil??? jadi.. tidaklah pantas manusia berjalan di atas muka bumi ini dengan sombong terhadap sesama makhluk Tuhan, apalagi berlaku sombong terhadap Penciptanya, Yang Maha Besar, Tuhan Yang Maha Esa.
Dan disini matahari sudah tak terlihat, bagaimana dengan bumi..? BAGAIMANA DENGAN KITA ???
APA PANTAS KITA SOMBONG ??
Manusia hanya setitik debu.

Sejarah Tempe : Dari Bangsa Tempe Sampai Hilangnya Tempe









Tempe adalah salah satu makanan yang terbuat dari kedelai yang merupakan hasil kreasi bangsa sendiri. Di masa lalu Tempe sudah dikenal, di Jaman Majapahit Tempe sudah diyakini ada, penyebutan tempe sebagai makanan secara terang-terangan disebutkan dalam serat Centhini, jae santen tempe ( jenis masakan tempe yang dicampur santan) dan kadhele tempe srundengan. Serat centhini ditulis sekitar tahun 1805 dengan sponsor Pakubuwono V yang mengharapkan kitab ini bisa menjadi semacam ensiklopedi gaya hidup, pandangan spiritual dan tatanan dialektis masyarakat Jawa. Sebagai tambahan catatan walau ini masuk dalam referensi cerita rakyat, soal Tempe Bacem Kotagede yang terkenal sering disandingkan dengan Gudeng Manggar yang merupakan produk kuliner Ki Ageng Mangir Wonoboyo II, musuh politik Panembahan Senopati yang kepalanya dikepruk sang Panembahan setelah menghadap sebagai menantu dengan menikahi Puteri Panembahan yang pandai menari tayub, Pembayun. Dalam gudeng Manggar itu selalu ada tempe bacem Sargede (asal kata Pasar Gede, sebuah pasar di Kotagede), disini kemudian orang Bantul mengenang Gudeg Manggar sebagai satu-satunya bentuk kemenangan atas Panembahan Senopati yang bangsawan dari keturunan luar Hutan Mentaok.

Tempe menjadi makanan yang amat terkenal setelah krisis pangan pasca Perang Diponegoro, saat itu Van Den Bosch menerapkan kerja rodi, seluruh rakyat diharuskan menanam tanam-tanaman perkebunan seperti tebu dan karet, dan ini semakin merusak unsur hara tanah. Di masa ini tempe menjadi semacam makanan wajib. Rakyat yang kelaparan dan kehilangan padi-nya gara-gara harus berebutb jam kerja dengan kewajiban rodi, memakan makanan yang dihasilkan dari tanaman yang gampang tumbuh seperti : Ubi, Singkong dan Kedelai, nah kedelai ini diolah menjadi tempe, salah satu versi sejarah menyatakan bahwa tempe ditemukan pada era tanam paksa, tahun 1875 dengan meniru makanan Cina yang bernama Koji, kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang.

Tempe menjadi penyelamat bangsa Eropa yang ditawan Jepang, saat itu Jepang masuk ke Indonesia dan mencari orang-orang Belanda untuk dimasukkan ke kamp kerja paksa dan dipenjara. Dalam penjara mereka dikasih makan tempe, ternyata tempe itu yang membuat para interniran londo itu bertahan hidup, sebab-nya tempe memiliki kandungan protein yang amat tinggi.

Menurut artikel Kompas, pada 3 Juli 2003 yang ditulis M. Astawan menyebutkan :

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu,dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg


Tempe merupakan industri-industri yang berkembang amat merakyat, murah harganya dan menjadi ciri khas paling dasar bangsa Indonesia, kebanyakan orang Indonesia memang suka dengan tempe. Saking merakyatnya, masakan ini pernah menjadi sangat inferior dalam kedudukan gengsi sosial bangsa kita, para priyayi bangsawan senengnya makan Beef Steak, yang diucapkannya sebagai Bestik. Sebagai gambaran tempe sebagai makanan rakyat ini terlihat sekali dalam novel Para Priyayi karangan Umar Khayam yang dirilis tahun 1994 tentang Ngadiyem yang tiap pagi ngider menjajakan tempe dan menjadi langganan keluarga Sastrodarsono. Ngadiyem ini kemudian ikut keluarga Sostrodarsono, setelah ikut dengan Sostrodarsono, Ngadiyem diperkosa oleh Soenandar yang juga kemenakan Sastrodarsono, dari Ngadiyem ini kemudian lahirlah Lantip, yang secara alam bawah sadar selalu menekankan ke-minderan-nya sebagai anak pedagang ider Tempe. “Aku tak mau menjadi kecu seperti bapakku atau pedagang ider tempe seperti ibuku”. Novel yang amat menarik ini masih menempatkan tempe sebagai makanan kelas rendahan.

Bung Karno sendiri pernah berteriak di depan ratusan ribu pendengarnya : “Janganlah kita sekali-sekali menjadi bangsa Tempe”. Disini Bung Karno bukan berteriak soal tempe sebagai makanan inferior bangsa kita, tapi sebagai ‘makanan yang diinjak-injak’. Namun bagi bagian banyak orang quotes ini dikenang sebagai ‘Rasa Inferioritas Tentang Tempe sebagai makanan”.

Lambang kemakmuran bangsa Indonesia adalah terhidangnya ayam goreng, semur daging atau ikan-ikan air tawar seperti ikan gurame dan ikan mas. Tempe dianggap sebagai bagian ‘makanan prihatin’. Tapi susah memisahkan Tempe dan juga Tahu ke dalam meja makanan orang Indonesia, kalau makan orang Indonesia itu ada empat hal : Nasi, Tempe, Tahu dan Kerupuk.

Di Jaman Orde Baru, ketersediaan pangan adalah syarat politik paling utama. Suharto bahkan sampai menyiapkan panggung teater ketersediaan pangan dengan aktor utamanya adalah Harmoko, rakyat sampai hapal setiap Rabu Malam di berita khusus TVRI setelah dunia dalam berita jam 9 malam berakhir ia selalu berkata “Atas petunjuk bapak Presiden…harga cabe keriting….bla..bla” sambil rambutnya jingkrak meninju rembulan. Saat itu bangsa Indonesia mengalami masa kepastian pangan luar biasa, jangankan soal tempe, soal cabe, soal beras saja kita berdaulat, walaupun hanya setahun yaitu tahun 1985 saat Pak Harto dengan gagah pidato di Roma, Italia pada sidang pleno FAO. Tapi dibalik kedigdayaan Pak Harto dan Politik Logistiknya dengan Pangan sebagai Panglima, dimasa itu terkenal kisah Tempe Bongkrek, tempe yang terbuat dari ampas kelapa, jenis tempe ini lebih inferior lagi ketimbang tempe biasa.

Kini Kedelai menghilang di pasaran, Tempe menjadi barang langka dan harganya naik terus seperti popularitas Jokowi, Pemerintahan Republik ala SBY yang lemahnya menyerupai Republik Weimar ini tergagap soal Tempe, mereka bersidang soal Tempe, soal yang di masa lalu sebagai makanan inferior kini menjadi soal yang sulit bagi Pemerintahan dengan Pencitraan sebagai Panglima. -Maka Tempe sudah menjadi semacam SOB, semacam Staat van Oorlog en Beleg, negara bersiap perang atas kedaulatan Pangan kita. Entahlah mungkin nanti akan ada bibit kedelai Supertoy, kan Presiden kita doktor IPB….katanya….



belum ada ya yang melihat lagi letter of intent imf tahun 98. Liat dan baca lagi deh. Ada soal tariff o percent buat kedelai. ini membaut petani kedelai indonesia akhirnya menghadapi banjir kedelai import yang di subsidi.

"The government intends to phase out import and marketing monopolies and price controls on agricultural commodities except for rice, sugar, and cloves over the next three years. As a first step, on November 3, 1997, wheat and wheat flour, soybeans and garlic were made freely importable. In order to alleviate the burden of adjustment on the part of the affected parties, import tariffs will be applied to soybeans and dried garlic (20 percent) and wheat flour (10 percent) and will be reduced to 5 percent by 2003. Price controls on cement will be eliminated effective November 3, 1997."

Semuanya itu berasal dari situ. Sebelumnya kita import HANYA 30 percent. Dengan di bebaskannya import kedelai masuk dengan harga murah di dan disubsidi maka kedelai kita yang disuruh TIDAK BOLEH BERSUBSIDI harus berhadapan dengan kedelai BERSUBSIDI lewat TARIIF yang DI NOLkan tahun 97 itu.

12 Jun 2012








Ini adalah kunjungan lapangan pertama saya sebagai mahasiswa Mesin, dan Alhamdulillah, kunjungan pertama itu begitu luar biasa berkesan karena tempat yang dikunjungi adalah world class geothermal powerplant sekaligus salah satu pusat listrik tenaga panas bumi terbesar di indonesia, pltp Gunung Salak, Sukabumi Jawa Barat. Di mata saya, Gunung Salak memang begitu mempesona layaknya mojang bandung... halah... terletak di pegunungan di daerah Sukabumi, dengan udara yang sejuk dan pemandangan khas pegunungan yang hijau lagi terasing*, siapa pun mungkin tak menyangka bahwa di sana terdapat pusat listrik sebesar itu. memang sih, dari bawah sudah kelihatan menara-menara saluran transmisi 150 kV berseliweran menyusuri pegunungan**.
*)namun, setelah PLTP Gunung Salak dibangun, sebagai bentukcorporate social responsibility dari Indonesia Power dan Pertamina serta Chevron sebagai pengembang usaha di PLTP di Gunung Salak, daerah pegunungan itu menjadi tidak terasing lagi... ada menara BTS, jalan beraspal, pokoknya sip lah...
**)inilah salah satu alasan perlunya saluran transmisi ketika suatu pusat listrik terletak jauh dari beban (konsumen). mengapa pltp biasanya terletak jauh dari beban? karena "bahan bakar" pltp (panas bumi) tidak bisa dikirim terlalu jauh dari sumbernya, sehingga pltp harus mengalah dan mendekat ke sumber panas bumi tersebut, yang kebanyakan adalah kawah pegunungan, bukannya mendekat ke baban di kota.

ya, kita bersyukur bahwa potensi panas bumi kita sungguh melimpah, konon katanya, total potensi mencapai 33 GW, dan baru 1 GW yang termanfaatkan***. panas bumi memang bisa diakses dari mana saja, dari kutub utara atau selatan pun tetap bisa, asalkan kita bisa mengebor kulit bumi sedalam yang kita butuhkan untuk bisa mengakses panas bumi tersebut. beruntungnya kita, indonesia terletak di dalam ring of fire sehingga kita dimudahkan untuk mengakses energi panas bumi ini dari kawah-kawah di gunung-gunung. PLTP Gunung Salak sendiri terdiri dari beberapa subunit: Gunung Salak, Kamojang, dan Darajat. semuanya di pegunungan. yang saya kunjungi adalah subunit kamojang. di sana ada 3 generator milik Indonesia Power, 1x30 MW dan 2x55 MW. juga ada generator lain milik Pertamina, Chevron (swasta asing), tetapi saya tidak berkesempatan mengunjunginya. selain itu, saya juga berkesempatan melihat dari dekat gardu induk kamojang, mengamati betapa besarnya transformator di gardu induk, mendengarkan suara dengunan generator dan transformator. sungguh pengalaman baru exciting dan mengasyikkan.
***)lihat di sini

tidak semua potensi panas bumi di Gunung Salak dimanfaatkan sebagai "bahan bakar" pada PLTP ini karena uap basah (Dry Steam)  sebagai perwujudan energi panas bumi di kamojang, tidak semuanya memenuhi kualitas yang dibutuhkan**** untuk memutar generator dan membangkitkan listrik. oleh karena itu, beberapa kawah alami dan kawah buatan di Gunung Salak yang "tidak memenuhi syarat" seperti itu dijadikan objek wisata sekadar untuk memberi tahu kepada pengunjung bahwa sumber panas bumi kamojang memang benar-benar panas... jadi jangan main-main. sungai yang mengeluarakan asap, kubangan air yang mengeluarkan asap... jangan diobok-obok... bisa-bisa tangan atau kakimu melepuh. bahkan air untuk wudhu pun jadi hangat, padahal waktu itu udara pegunungan cukup dingin.
****)seperti tekanan, suhu, kandungan kimia, dsb.



PTLP ini berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak berlokasi di perbatasan kabupaten Sukabumi dan kabupaten Bogor. Dan apakah Anda tahu bahwa PTLP ini adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia dan dibawah perusahaan energi terbesar di dunia pula? Ya..Indonesia yang diberikan kekayaan kandungan alam yang beraneka ragam yang salah satunya kandungan panas bumi memiliki fasilitas pembangkit listrik ini di area taman nasional gunung Salak Jawa Barat. PLTP yang berlokasi kira-kira 1400 meter dpl ini memiliki kapasitas sampai 377 MW dan memberikan pasokan listrik ke jaringan jawa bali. Di site ini memiliki 6 unit turbin uap dan beroperasi 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
Lantas bagaimana rute jalan ke sana ya? Jika Anda dari Jakarta atau Bogor – maka jalannya adalah ke arah Ciawi dulu. Kalau dari Bandung maka jalannya ke arah Sukabumi.
Nah yang sekarang mau diarahkan kalau Anda dari Ciawi. Jika sudah sampai Ciawi maka ikuti jalan utama Jalan Ciawi – Sukabumi (Jl Siliwangi). Jalan ini cukup pas untuk dilalui 2 mobil dan jalan ini cukup padat aktifitasnya karena banyak truk kapasitas besar berlalu lalang di sini. Beberapa pabrik besar juga berada di jalan Ciawi-Sukabumi sehingga tidak heran lalu lintas kadang suka sangat lambat dan juga malah macet. Dari jalan ini kira kira 1 jam perjalanan Anda akan sampai Jl Parung Kuda dan pastikan Anda jangan kebablasan ke Sukabumi, kiri jalan nanti ada tanda panah ke kanan utk menuju taman nasional Gunung Halimun Salak yang berjarak 30 km dari jalan utama ini ke atas. Mulai masuk jalan ke arah gunung salak, jalan semakin kecil dan jika berpapasan sesama mobil pastikan untuk mengurangi kecepatan. Salah2 spion kita bisa nampar spion mobil orang :) . Melewati jalan ini cukup berkecepatan 30-40 km/jam saja. Jalur ini banyak orang bersepada motor sehingga harus berhati hati sekali. Kira kiar setelah 45 menit perjalanan – Anda akan sampai Kampung Jayanegara. Ini adalah kampung terakhir yang Anda temui sebelum Anda naik lagi ke Gate PLTP Salak melalui perkebunan teh menghampar sejauh mata memandang. Dan kira kira 15 menit kemudian Anda akan sampai ke gerbang PLTP Gunung Salak. Jalur Alternatif ke PLTP bisa juga dari arah Cikidang yang masuk dari Jl utama Ciawi-Sukabumi juga atau dari arah Cianteun yang masuk dari dari arah kabupaten Bogor, namun jalur ini tidak recommended karena selain jalannya rusak juga bukan jalur umum. Jadi lebih baik Anda lewat jalan dari parung kuda atau Cikidang.


Sesampainya di Pos 01 PLTP Gunung Salak, Anda akan diminta untuk menulis identitas Anda dan tujuan Anda masuk ke site. Jika Anda adalah tamu undangan, well it is so easy lah tentunya tinggal masuk dan dapat langsung ke power plantnya di Power Generation Facility (PGF) yang masih kira2 4 km ke atas.
Yang perlu diperhatikan untuk keamanan dan kenyamanan Anda selama di site PLTP Gunung Salak adalah sbb:
  • Jangan menganggu flora fauna di dalam taman nasional,
  • Pastikan Anda didampingi oleh Host selama di dalam site
  • Tidak diperkenankan mengambil foto dan video
  • Patuhi rambu rambu keamanan yang ada dan terpasang
  • Waspada terhadap kondisi site seperti uap panas dari process panas bumi dan gas-gas putih yang pada lokasi tertentu dapat mengandung gas beracun. Jadi sebaiknya Anda selalu berada di area aman sesuai tanda-tanda.
  • Waspada terhadap kemungkinan serangan lebah. Anda akan diberikan bee net untuk keamanan Anda. Mungkin Anda perlu tahu dulu bagaimana tindakan jika ada lebah di dekat Anda yaitu pastikan Anda tenang, diam dan masukkan tangan Anda ke dalam saku sampai lebah pergi lagi. Tips: Selama di site jangan memakai wangi2an yang dapat menarik lebah ke arah Anda.
Selamat Datang di Gunung Halimun Salak.

22 Mei 2012


Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 1
KOGENERASI
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
2. JENIS-JENIS SISTIM KOGENERASI................................................... 2
3. PENGKAJIAN SISTIM KOGENERASI................................................ 12
4. PELUANG EFISIENSI ENERGI.......................................................... 15
5. DAFTAR PERIKSA OPSI..................................................................... 16
6. LEMBAR KERJA................................................................................. 16
7. REFERENSI.......................................................................................... 18
1. PENDAHULUAN
Bagian ini memberi gambaran ringkas mengenai ciri-ciri utama sistim kogenerasi atau sistim
Kombinasi Panas & Daya (Combined Heat & Power/ CHP)
1.1 Apakah Kogenerasi?
Sistim kogenerasi adalah serangkaian atau pembangkitan secara bersamaan beberapa bentuk
energi yang berguna (biasanya mekanikan dan termal) dalam satu sis tim yang terintegrasi.
Sistim CHP terdiri dari sejumlah komponen individu – mesin penggerak (mesin panas),
generator, pemanfaatan kembali panas, dan sambungan listrik – tergabung menjadi suatu
integrasi. Jenis peralatan yang menggerakkan seluruh sistim (mesin penggerak)
mengidentifikasi secara khusus sistim CHPnya. Mesin penggerak untuk sistim CHP terdiri
dari mesin reciprocating, pembakaran atau turbin gas, turbin uap, turbin mikro dan sel bahan
bakar. Mesin penggerak ini dapat membakar berbagai bahan bakar, yaitu gas alam, batubara,
minyak bakar, dan bahan bakar alternatif untuk memproduksi daya poros atau energi
mekanis. Meskipun umumnya energi mekanis dari mesin penggerak digunakan untuk
menggerakkan generator untuk membangkitkan listrik, tetapi dapat juga digunakan untuk
menggerakkan peralatan yang bergerak seperti kompresor, pompa, dan fan. Energi termal
dari sistim dapat digunakan untuk penerapan langsung dalam proses atau tidak langsung
untuk memproduksi steam, air panas, udara panas untuk pengeringan, atau air dingin/ chilled
water untuk proses pendinginanan.
100 68
34 Unit 24 Unit
6 Unit
(Kehilangan
)
60
40
36 Unit
(Kehilangan)
h = 85%
h = 40%
10 Unit
(Kehilangan)
Pembangkitan Konvensional
(58% dari efisiensi total)
Gabungan Panas dan Daya (CHP)
(85% Efisiensi Total)
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 2
Gambar 1. Efisiensi Ene rgi Advantage Pada Sistim Kogenerasi (UNESCAP, 2000)
Gambar 1 menunjukkan efisiensi energi canggih CHP dibandingkan dengan stasiun pusat
pembangkit listrik konvensional dan pembangkit boiler. Sistim CHP hanya menggunakan
energi tiga perempat bagian dari energi yang digunakan jika sistim panas dan daya terpisah.
Penurunan konsumsi bahan bakar primer ini merupakan keuntungan utama sistim CHP,
karena jika pembakaran lebih efisien atau kebutuhan bahan bakar lebih sedikit, berarti emisi
akan lebih sedikit untuk hasil yang sama.
1.2 Keuntungan Kogenerasi
Seperti sudah digambarkan diatas, keuntungan penggunaan sistim kogenerasi adalah sebagai
berikut:
§ Meningkatkan efisiensi konversi energi dan penggunaannya.
§ Emisi lebih rendah terhadap lingkungan, khususnya CO2, gas rumah kaca utama.
§ Dalam beberapa kasus, digunakan bahan bakar biomas dan beberapa limbah seperti
limbah pengolahan minyak bumi, limbah proses dan limbah pertanian (dengan digester
anaerobik atau gasifikasi). Bahan ini akan menjadi bahan bakar pada sistim kogenerasi,
meningkatkan efektivitas biaya dan mengurangi tempat pembuangan limbah.
§ Penghematan biaya yang besar menjadikan industri atau sektor komersial lebih kompetitif
dan juga dapat memberikan tambahan panas untuk pengguna domestik.
§ Memberikan kesempatan lebih lanjut untuk membangkitkan listrik lokal yang didesain
sesuai kebutuhan konsumen local dengan efisiensi tinggi, menghindari kehilangan
transmisi dan meningkatkan fleksibilitas pada sistim penggunaan. Hal ini khususnya
untuk penggunaan baha n bakar gas alam.
§ Suatu kesempatan untuk meningkatkan diversifikasi plant pembangkit, dan menjadikan
persaingan pembangkitan. Kogenerasi menyediakan sesuatu kendaraan terpenting untuk
promosi pasar energi yang liberal.
2. JENIS-JENIS SISTIM KOGENERASI
Bagian ini mencakup berbagai jenis sistim kogenerasi: sistim kogenerasi turbin uap, sistim
kogenerasi turbin gas, dan sistim kogenerasi mesin reciprocating. Dalam bagian ini juga
menyangkut klasifikasi sistim kogenerasi atas dasar urutan energi yang digunakan.
2.1 Sistim Kogenerasi Turbin Uap
Turbin uap merupakan salah satu teknologi mesin penggerak yang multi guna dan tertua yang
masih diproduksi secara umum. Pembangkitan energi dengan menggunakan turbin uap telah
berlangsung sekitar 100 tahun, ketika alat tersebut menggantikan mesin steam reciprocating
karena efisiensinya yang tinggi dan biayanya yang murah. Kapasitas turbin uap dapat
berkisar dari 50 kW hingga ratusan MWs untuk plant utilitas energi yang besar. Turbin uap
digunakan secara luas untuk penerapan gabunag panas dan daya (CHP). Siklus
termodinamika untuk turbin uap merupakan siklus Rankine. Siklus merupakan dasar bagi
stasiun pembangkitan daya konvensional dan terdiri dari sumber panas (boiler) yang
mengubah air menjadi steam tekanan tinggi. Dalam siklus steam, air pertama-tama dipompa
ke tekanan sedang hingga tinggi, kemudian dipanaskan hingga suhu didih yang sesuai dengan
tekanannya, dididihkan (dipanaskan dari cair hingga uap), dan kemudian biasanya diberikan
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 3
Boiler
Fuel
Turbine
Process
HP Steam
LP Steam
Condensate
panas berlebih/superheated (dipanaskan hingga suhu diatas titik didih). Turbin multi tahap
mengekspansi steam bertekanan sampai ke tekanan rendah dan steam kemudian dikeluarkan
ke kondensor pengembun pada kondisi vakum atau menuju sistim distribusi suhu menengah
yang mengirimkan steam ke penggunaan industri atau komersial. Kondensat dari kondensor
atau dari sistim penggunaan steam dikembalikan ke pompa air umpan untuk keberlanjutan
siklus.
Dua jenis turbin uap yang banyak digunakan adalah jenis tekanan balik dan ekstraksikondensasi.
Pemilihan diantara keduanya sangat tergantung pada besarnya panas dan daya,
kualitas panas dan faktor ekonomi. Titik ekstraksi steam dari turbin dapat lebih dari satu,
tergantung pada tingkat suhu dari panas yang diperlukan oleh proses.
2.1.1 Turbin Steam Tekanan Balik
Turbin steam tekanan balik merupakan rancangan yang paling sederhana. Steam keluar turbin
pada tekanan yang lebih tinggi atau paling tidak sama dengan tekanan atmosfir, yang
tergantung pada kebutuhan beban panas. Hal ini yang menyebabkan digunakannya istilah
tekanan balik. Dengan cara ini juga memungkinkan mengekstraksi steam dari tahap
intermediate turbin uap, pada suhu dan tekanan yang sesuai dengan beban panas. Setelah
keluar dari turbin, steam diumpankan ke beban, dimana steam ini akan melepaskan panas dan
kemudian diembunkan. Embun kondensat kembali ke sistim dengan laju alir yang dapat lebih
rendah dari laju alir steam, jika steam digunakan dalam proses atau jika terdapat kehilangankehilangan
sepanjang jalur pipa. Air make-up digunakan untuk menjaga neraca bahan.
Sistim tekanan balik memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
§ Rancangannya sederhana dengan hanya beberapa komponen
§ Biaya tahapan tekanan rendah yang mahal dihindarkan.
§ Modalnya rendah
§ Kebutuhan air pendingin berkurang atau bahkan tidak ada.
§ Efisiensi totalnya tinggi, sebab tidak terdapat pembuangan panas ke lingkungan yang
melalui kondensor.
Gambar 2. Turbin Steam Tekanan Balik
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 4
Sistim tekanan balik memiliki kerugian-kerugian sebagai berikut:
§ Turbin uap lebih besar untuk keluaran energi yang sama, sebab turbin ini beroperasi pada
perbedaan entalpi steam yang lebih rendah.
§ Laju alir massa steam yang menuju turbin tergantung pada beban termis. Sebagai
akibatnya, listrik yang dihasilkan oleh steam dikendalikan oleh beban panas, yang
menghasilkan sedikit atau tidak ada fleksibilitas pada penyesuaian langsung keluaran
listrik terhadap beban listrik. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan bagi hubungan dua arah
jaringan listrik untuk pembelian listrik tambahan atau penjualan listrik berlebih yang
dihasilkan. Untuk meningkatkan produksi listrik dapat dilakukan dengan cara membuang
steam secara langsung ke atmosfir, namun cara ini sangat tidak efisien. Hal ini akan
mengakibatkan dihasilkannya limbah air boiler yang sudah diolah dan, kemungkinan
besar, nilai ekonomis dan kinerja energinya yang buruk
2.1.2 Ekstraksi Kondensasi Turbin Uap
Pada sisitim ini, steam untuk beban panas diperoleh dengan cara ekstraksi dari satu atau lebih
tahap intermediate pada tekanan dan suhu yang sesuai. Steam yang tersisa dibuang ke
tekanan kondensor, yang besarnya 0,05 bar dengan suhu sekitar 33 °C, sehingga tidak
memungkinkan untuk dimanfaatkan karena suhunya sangat rendah. Sebagai akibatnya, steam
ini dibuang ke atmosfir. Jika dibandingkan dengan sistim tekanan balik, turbin jenis
kondensasi memiliki biaya investasi yang lebih tinggi dan, umumnya, efisiensi totalnya lebih
rendah. Namun demikian, untuk tingkatan tertentu, turbin ini dapat mengendalikan energi
listrik yang tidak tergantung pada beban panas dengan cara pengaturan laju alir steam yang
tepat mela lui turbin.
Gambar 3. Turbin Uap Ekstraksi Kondensasi
Boiler
Fuel
Turbine
Process
HP Steam
LP Steam
Condensate
Condenser
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 5
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 6
2.2 Turbin Gas Sistim Kogenerasi
Sistim turbin gas beroperasi pada siklus termodinamika yang dikenal dengan siklus Brayton.
Pada siklus Brayton, udara atmosfir dikompresi, dipanaskan, diekspansikan, dengan
kemudian berlebih yang dihasilkan oleh turbin atau ekspander yang dipakai oleh kompresor
digunakan untuk pembangkitan energi.
Turbin gas sistim kogenerasi dapat menghasilkan seluruh atau sebagian permintaan energi
setempat, dan energi yang dilepas pada suhu tinggi pada cerobong pengeluaran dapat
dimanfaatkan kembali untuk berbagai pengunaan pemanasan dan pendinginan (lihat Gambar
4). Walau gas alam sudah hampir umum digunakan, bahan bakar lain seperti bahan bakar
minyak ringan atau diesel dapat juga dipakai. Ukuran turbin gas yang digunakan bervariasi
dari beberapa MW hingga sekitar 100 MW.
Turbin gas kogenerasi memiliki pengalaman perkembangan yang tercepat akhir-akhir ini
karena besarnya ketersediaan gas alam, kemajuan teknologi yang cepat, penurunan biaya
pemasangan yang cukup berarti, dan kinerja lingkungan yang lebih baik. Selanjutnya, masa
persiapan untuk perkembangan suatu proyek lebih pendek dan peralatan dapat dikirim
dengan cara modul. Turbin gas memiliki waktu start-up yang pendek dan memberi
fleksibilitas operasi yang berubah-ubah. Walau turbin tersebut memiliki panas rendah
terhadap efisiensi energi, panas yang dapat dimanfaatkan kembali pada suhu tinggi lebih
banyak. Jika keluaran panas kurang dari yang diperlukan oleh pengguna, maka
memungkinkan untuk memiliki pembakaran tambahan gas alam dengan cara mencampurkan
bahan bakar tambahan terhadap gas buang yang masih kaya dengan oksigen untuk
meningkatkan keluaran panas yang lebih efisien.
2.2.1 Turbin gas siklus terbuka sistim kogenerasi
Hampir seluruh sistim turbin gas yang tersedia saat ini, pada berbagai sektor penggunaan,
beroperasi pada siklus Brayton terbuka (juga dikenal dengan siklus Joule bila ketidak dapat
baliknya diabaikan) dimana komp resor mengambil udara dari atmosfir dan membawanya
pada tekanan yang lebih tinggi ke pembakar. Suhu udara juga meningkat karena kompresi.
Unit yang lebih tua dan lebih kecil beroperasi pada perbandingan tekanan sekitar 15:1,
sementara unit yang lebih baru dan lebih besar beroperasi pada perbandingan tekanan
mendekati 30:1.
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 7
Udara dikirimkan melalui sebuah diffuser ke ruang pembakaran yang bertekanan konstan,
dimana bahan bakar diinjeksi dan dibakar. Diffuser menurunkan kecepatan udara ke nilai
yang dapat diterima dalam pembakar. Terdapat penurunan tekanan/ pressure drop di dalam
pembakar sekitar 1,2%. Pembakaran berlangsung dengan udara berlebih. Gas buang keluar
pembakar pada suhu tinggi dengan konsentrasi oksigen sampai 15-16%. Semakin tinggi suhu
pada siklus ini, akan semakin tinggi efisiensi siklusnya. Batas atasnya ditentukan daya tahan
material turbin terhadap suhu, juga oleh efisiensi sudu-sudu pendingin. Batasan suhu pada
teknologi terbaru adalah sekitar 1300°C.
Gas buang yang bersuhu dan bertekanan tinggi ini menuju turbin gas menghasilkan kerja
mekanis untuk menggerakan kompresor dan beban (generator listrik). Gas buang
meninggalkan turbin pada suhu yang cukup besar (450-600 ° C), yang ideal untuk
dimanfaatkan kembali panas yang bersuhu tinggi. Untuk pemanfaatan yang lebih efisien,
dipengaruhi oleh boiler pemanfat kembali panas yang bertekanan tunggal atau ganda.
Steam yang dihasilkan dapat memiliki tekanan dan suhu yang tinggi, yang menjadikannya
cocok tidak hanya untuk proses termal saja namun juga untuk menggerakkan turbin uap
sehingga menghasilkan energi tambahan.
2.2.2 Sistim kogenerasi turbin gas siklus tertutup
Dalam sistim siklus tertutup, fluida kerja (biasanya gas helium atau udara) bersirkulasi dalam
suatu sirkuit tertutup. Fluida ini dipanaskan dalam suatu penukar panas sebelum masuk
menuju turbin, dan didinginkan setelah keluar turbin dan melepaskan panas yang berguna.
Sehingga maka fluida kerjanya bersih dan tidak menyebabkan korosi ataupun erosi.
G
Kompresor Turbin
HRSG
Combustor
B
Udara
Generator
Gas buang
Kondensat
dari Proses
Steam ke
Proses
Gambar 4. Sistim Turbin Gas Kogenerasi Siklus Terbuka
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 8
Sumber panas dapat berasal dari pembakaran eksternal berbagai bahan bakar. Juga, dapat
digunakan energi nuklir atau energi matahari.
2.3 Sistim Kogenerasi Mesin Reciprocating
Mesin-mesin reciprocating cocok untuk berbagai penggunaan pembangkitan yang
terdistribusi, industri, komesial, dan fasilitas institusional untuk pembangkitan daya dan CHP.
Mesin reciprocating mudah menyalakannya, mengikuti beban dengan baik, memiliki
efisiensi beban sebagian yang bagus, dan umumnya memiliki kehandalan yang tinggi. Dalam
beberapa kasus, unit mesin multiple reciprocating meningkatkan kapasitas total. Mesin
reciprocating memiliki efisiensi listrik lebih tinggi dibanding turbin gas dengan ukuran yang
sebanding, dengan demikian merendahkan biaya operasi yang berhubungan dengan bahan
bakar. Disamping itu, biaya awal genset mesin reciprocating umumnya lebih rendah dari
genset turbin gas hingga ukuran 3-5 MW. Biaya perawatan mesin reciprocating umumnya
lebih tinggi dari turbin gas, namun perawatan kadang dapat ditangani oleh karyawan
setempat atau disediakan oleh organisasi layanan setempat.
Potensi penerapan pembangkitan yang terdistribusi untuk mesin reciprocating terdiri dari
standby, pemangkasan beban puncak, penyangga grid, dan penerapan CHP dimana
diperlukan air panas, steam tekanan rendah, atau limbah absorpsi panas pembakaran pada
pendingin. Mesin reciprocating juga digunakan secara luas sebagai penggerak mekanik
langsung dalam berbagai penerapan seperti pompa air, kompresi udara dan gas dan
pendinginan.
Sumber panas
G
Kompresor Turbin
Generator
Kondensat
dari proses
Steam ke
proses
Penukar panas
Gambar 5: Sistim kogenerasi turbin gas siklus tertutup
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 9
Sementara penggunaan mesin reciprocating tumbuh di berbagai penerapan pembangkitan
yang terdistribusi, penerapan pembangkitan yang paling umum di lokasi untuk mesin SI gas
alam secara tradisional adalah CHP, dan kecenderungan ini nampaknya akan berlanjut terus.
Segi ekonomi dari mesin gas alam pada penerapan pemangkitan di tempat diperbaiki dengan
penggunaan energi panas yang efektif dari energi panas yang terkandung dalam sistim gas
buang dan pendinginan, yang biasanya sebesar 60 hingga 70% dari energi bahan bakar
masuk.
Terdapat empat sumber limbah panas yang dapat digunakan dari mesin reciprocating: gas
buang, air pendingin jaket mesin, air pendingin minyak pelumas, dan pendingin
turbocharger. Panas yang termanfaatkan umumnya dalam bentuk air panas atau steam
tekanan rendah (<30 psig). Suhu gas buang yang tinggi dapat menghasilkan steam tekanan
sedang (hingga sekitar 150 psig), namun gas buang mengandung hanya sekitar separuh dari
energi panas yang tersedia dari mesin reciprocating. Beberapa penerapan CHP di industri
menggunakan mesin gas buang secara langsung untuk proses pengeringan. Pada umumnya,
air panas dan steam tekanan rendah yang dihasilkan oleh mesin reciprocating sistim CHP
cocok untuk kebutuhan posess bersuhu rendah, pemanasan ruangan, pemanasan air kran, dan
untuk menggerakan pendingin absorbsi penyedia air dingin, AC, atau pendinginan.
Tabel 1. Parameter kinerja kogenerasi (diambil dari: Komisi Energi Kalifornia, 1982)
Mesin Efisiensi, %
Penggerak
dalam Paket
Kogenerasi
Kisaran
Nominal
(Listrik)
Laju Panas
Pembangkitan
Listrik (kkal /
kWh Konversi
Listrik
Pemanfaatan
Panas
Kogenerasi
Keseluruhan
Mesin
Reciprocating
yang Lebih Kecil
10 – 500
kW
2650 - 6300 20-32 50 74-82
Mesin
Reciprocating
yang Lebih Besar
500 –
3000 kW
2400 - 3275 26-36 50 76-86
Mesin Diesel 10-3000
kW
2770 - 3775 23-38 50 73-88
Gambar 6: Sistim Kogenerasi Mesin Reciprocating (UNESCAP, 2000)
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 10
Turbin Gas yang
Lebih Kecil
800-
10000
kW
2770-3525 24-31 50 74-81
Turbin Gas yang
Lebih Besar
10-20
MW
2770-3275 26-31 50 78-81
Turbin Uap 10-100
MW
2520-5040 17-34 - -
2.4 Klasifikasi Lain Sistim Kogenerasi
Sistim kogenerasi biasanya diklasifikasikan menurut urutan penggunaan energi dan skema
operasi yang diambil. Pada sistim kogenerasi dasar ini dapat diklasifikasikan sebagai siklus
atas atau bawah.
2.4.1 Siklus Atas
Dalam siklus atas, bahan bakar yang dipasok digunakan untuk memproduksi daya terlebih
dahulu dan kemudian energi panas, yang merupakan produk samping siklus dan digunakan
untuk memenuhi panas proses atau permintaan panas lainnya. Kogenerasi siklus atas
digunakan secara luas dan merupakan metode kogenerasi yang paling populer.
Tabel 2. Empat jenis sistim kogenerasi siklus atas (gambar dari Departement Energi,
Australia)
Sistim atas siklus kombinasi
Sebuah turbin gas atau mesin
diesel memproduksi listrik atau
daya mekanis diikuti oleh boiler
pemanfaat panas untuk
menghasilkan steam untuk
menggerakan turbin uap
sekunder.
Sistim atas turbin steam
Jenis kedua dari sistim
membakar bahan bakar (jenis
apapun) untuk menghasilkan
steam tekanan tinggi yang
kemudian melewati turbin uap
untuk menghasilkan daya
dengan buangan steam dari
proses yang bertekanan rendah.
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 11
Sistim atas pemanfaatan
kembali panas
Jenis ini memanfaatkan panas
yang diambil dari buangan
mesin dan/atau jaket sistim
pendingin yang mengalir
menuju boiler pemanfaat panas,
dimana panas ini diubah
menjadi steam untuk proses/air
panas untuk penggunaan lebih
lanjut.
Sistim atas turbin gas
Turbin gas alam menggerakan
sebuah generator. Gas buang
mengalir ke boiler pemanfaat
panas yang membuat steam dan
panas untuk proses.
2.4.2 Siklus bawah
Dalam siklus bawah, bahan bakar primer memproduksi energi panas suhu tinggi dan panas
yang keluar dari proses digunakan untuk membangkitkan daya melalui boiler pemanfaat
kembali dan sebuah generator turbin. Siklus bawah cocok untuk proses manufakturing yang
memerlukan panas pada suhu tinggi dalam tungku dan kiln, yang membuang panas pada suhu
tinggi. Areal penerapannya termasuk industri semen, baja, keramik, gas, dan petrokimia.
Plant siklus bawah kurang umum daripada siklus atas. Gambar 9 menggambarkan siklus
bawah dimana bahan bakar dibakar dalam furnace untuk menghasilkan rutile sintetik.
Limbah gas yang keluar dari furnace digunakan dalam boiler untuk menghasilkan steam,
yang menggerakan turbin ntuk menghasilkan listrik.
Gambar 7, Sistim kogenerasi siklus bawah (Biro Efisiensi Energi, 2004)
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 12
3. PENGKAJIAN SISTIM KOGENERASI
3.1 Definisi & Kinerja
Kinerja Pabrik Keseluruhan
· Laju Panas Pabrik Keseluruhan (kKal/kWh)
( )
( )
Energi Keluar kW
Ms x hs - hw
Dimana,
Ms = Laju Alir Massa Steam (kg/jam)
hs = Entalpi Steam (kKal/kg)
hw = Entalpi Air Umpan (kKal/kg)
· Laju Bahan Bakar Pabrik Keseluruhan (kg/kWh)
( )
*( / )
Energi Keluar kW
Pemakaian Bahanbakar kg jam
· Total Bahan Bakar untuk Turbin& Steam
Kinerja turbin uap
· Efisiensi Turbin uap (%):
100
melintasi ( / )
melintasi ( / )
x
Penurunan Entalpi Isentropik yang Turbin kKal kg
Penurunan Entalpi Aktual yang Turbin kKal kg
Kinerja turbin gas
· Efisiensi Turbin Gas Keseluruhan (%) (Turbin & Kompresor):
100
( / ) ( / )
( ) 860
x
Bahanbakar Masuk untuk Turbin Gas kg jam x GCV bahan bakar kKal kg
Energi Keluar kW x
Kinerja generator steam pemanfaat kembali panas (hrsg)
· Efisiensi Generator Steam Pemanfaat Kembali Panas (%):
100
[ ( )] [ ( / )]
( )
x
M x Cp t t M xGCV bahan bakar kKal kg
M x h h
f masuk keluar aux
s s w
- +
-
Dimana ,
Ms = Steam yang Dihasilkan (kg/jam)
hs = Entalpi Steam (kKal/kg)
hw = Entalpi Air Umpan (kKal/kg)
Mf = Aliran Massa Gas Buang (kg/jam)
tin = Suhu Masuk Gas Buang (0C)
tout = Suhu Keluar Gas Buang (0C)
Maux = Pemakaian Bahan Bakar Tambahan (kg/jam)
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 13
3.2 Perhitungan untuk Sistim Kogenerasi Turbin Uap
Gambar dibawah memberikan gambaran mengenai empat langkah untuk menghitung kinerja
sistim kogenerasi turbin uap, yang merupakan sistim kogenerasi paling umum di industri.
Catatan: sementara metodologi akan menerapkan ke seluruh sistim kogenerasi, rumus-rumus
yang digunakan dibawah hanya diterapkan kepada sistim kogenerasi turbin uap.
Tahap 1: Perhitungan ekstraksi panas aktual dalam turbin pada setiap tahap
Entalpi Steam pada saluran masuk Turbin : h1, kKal/kg
Entalpi Steam pada ekstraksi tahap 1 : h2, kKal /kg
Entalpi Steam pada ekstraksi tahap 2 : h3, kKal /kg
Entalpi Steam pada Kondensor : h4*, kKal/kg
* Karena steam yang basah dalam tahap kondensasi, entalpi steam tidak dapat dianggap sama
dengan steam jenuh. Nilai kekeringannya adalah 0,88 – 0,92. Nilai kekeringan ini dapat
digunakan sebagai perkiraan pertama untuk memperkirakan penurunan panas pada tahap
terakhir. Walau begitu, disarankan untuk menghitung efisiensi tahap ahir dari efisiensi turbin
keseluruhan dan efisiensi tahap lainnya.
Ekstraksi panas dari saluran masuk ke eskstraksi Tahap 1 (h5):
h5 = (h1 – h2) kKal/kg
Ekstraksi panas dari ekstraksi tahap 1 ke tahap 2 (h6):
h6 = (h2 – h3) kKal/kg
BOILER
Ekstraksi
Turbin
Kondensasi
Kondensor
Ekstraksi
Energi Keluar
h1
h2
H1
h3 H2
h4 H3
h11
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 14
Ekstraksi panas dari ekstraksi tahap 2 ke kondensor (h7):
h7 = (h3 – h4) kKal/kg
Tahap 2: Memperkirakan ekstraksi panas teoritis
Dari diagram Mollier (Diagram H-f) perkirakan ekstraksi panas teoritis untuk kondisi dalam
Tahap 1. Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
§ Plotkan titik kondisi saluran masuk turbin pada grafik Mollier – yang bersesuaian dengan
suhu dan tekanan steam.
§ Karena ekspansi pada turbin adalah proses adiabatis, entropinya konstan. Jadi gambarlah
sebuah garis tegak lurus dari titik saluran masuk (sejajar dengan sumbu-y) hingga ke
kondisi kondensasi.
§ Bacalah entalpi pada titik dimana ekstraksi dan gars tekanan kondensasi bertemu garis
tegak lurus yang digambar tadi.
§ Hitung penurunan panas teoritis untuk tahapan ekspansi yang berbeda.
Entalpi Teoritis Setelah Ekstrasi Pertama : H1
Entalpi Teoritis Setelah Ekstrasi Kedua : H2
Entalpi Teoritis pada Kondisi Kondensor : H3
Ekstraksi Panas Teoritis dari Saluran Masuk ke Ekstraksi Tahap 1 (h8): h8 = h1 – H1
Ekstraksi Panas Teoritis dari Tahap 1 ke Ekstraksi Tahap 2 (h9): h9 = H1 – H2
Ekstraksi Panas Teoritis dari Kondensasi Ekstraksi Tahap 2 (h10): h10 = H2 – H3
Tahap 3: Menghitung efisiensi turbin
Efisiensi Tahap1 ÷
ø
ö
çè
æ
8
5
h
h
= ÷ ÷
ø
ö
ç çè
æ
Ekstraksi Panas Teoritis
Ekstraksi Panas Aktual
= ÷ ÷
ø
ö
ç çè
æ
-
-
1 1
1 2
h H
h h
Efisiensi Tahap 2 ÷
ø
ö
çè
æ
9
6
h
h
= ÷ ÷
ø
ö
ç çè
æ
Ekstraksi Panas Teoritis
Ekstraksi Panas Aktual
= ÷ ÷
ø
ö
ç çè
æ
-
-
1 2
2 3
H H
h h
Efisiensi Tahap Kondensasi ÷
ø
ö
çè
æ
10
7
h
h
= ÷ ÷
ø
ö
ç çè
æ
Ekstraksi Panas Teoritis
Ekstraksi Panas Aktual
= ÷ ÷
ø
ö
ç çè
æ
-
-
2 3
3 4
H H
h h
Langkah 4: Menghitung laju panas pabrik
Laju panas (kKal/kWh) =
P
M x (h1- h11)
Dimana,
M = Laju alir massa steam (kg/jam)
h1 = Entalpi steam masuk (kKal/kg)
h11 = Entalpi air umpan (kKal/kg)
P = Energi rata-rata yang dibangkitkan (kW)
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 15
4. PELUANG EFISIENSI ENERGI
4.1 Peluang Efisiensi Energi pada Sistim Kogenerasi Turbin Uap
Peningkatan efisiensi energi yang berhubungan dengan kogenerasi dijelaskan dalam modul
berikut:
1. Boiler: silahkan mengacu ke “Boiler dan Pemanas Fluida Termis”
2. Turbin Uap:
a. Vakum kondensor:
Vakum kondensor atau tekanan balik merupakan faktor yang sangat penting karena
adanya perbedaan kecil dari nilai optimum dapat menghasilkan perubahan yang cukup
berarti dalam efisiensi. Terdapat banyak alasan kenapa vakum kondensor dapat
bervariasi dari nilai optimum seperti:
§ Suhu masuk air pendingin berbeda dari nilai rancangan – hal ini merupakan alasan
yang paling umum untuk variasi dalam vakum kondensor sebab suhu air
pendingin secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi cuaca seperti suhu dan
kelembaban. Panas, cuaca lembab dapat mengakibatkan suhu air pendingin
meningkat, menurunkan vakum kondensor dan mengurangi keluaran turbin
(dengan penuruan efisiensi termis sebagai akibatnya). Dengan kata lain, kondisi
cuaca kering dan dingin dapat memiliki pengaruh yang sebaliknya.
§ Laju alir air pendingin bukan merupakan nilai yang benar.
§ Pipa-pipa kondensor kotor atau beberapa diantaranya tersumbat
§ Kebocoran udara yang menuju kondesor.
b. Suhu dan tekanan steam:
Jika kondisi suhu dan tekanan steam pada saluran masuk ke turbin uap bervariasi dari
kondisi optimum perancangan, turbin mungkin tidak mampu beroperasi pada efisiensi
maksimum.
Variasi kondisi steam dapat disebabkan berbagai kesalahan dalam perancangan pabrik
(termasuk pengukuran), operasi pabrik yang tidak benar atau kotoran dalam boiler.
c. Operasi beban sebagian dan mulai menyala & berhenti:
Efisiensi unit pembangkit pada beban sebagian dapat dicapai mendekati nilai
rancangan dengan memberikan perhatian terhadap seluruh item diatas. Walau
demikian, keputusan pasar untuk mengoperasikan unit pembangkit pada beban
tertentu akan memiliki pengaruh besar pada efisiensi termis rata-rata. Hal serupa,
keputusan pasar pada kapan pabrik akan on atau off-line juga berakibat pada efisiensi
termis rata-rata sebab ada kehilangan energi sewaktu sistim mulai menyala atau
berhenti.
3. Distribusi Steam dan Penggunaannya: Silahkan mengacu pada Modul “Distribusi
Steam dan Penggunaannya”
4.2 Peluang Efisiensi Energi pada Sistim Kogenerasi Turbin Gas
Peningkatan efisiensi energi dapat dilakukan pada Sistim Kogenerasi Turbin Steam sebagai
berikut:
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 16
1. Kompresor Udara: Silahkan mengacu kepada Modul “Kompresor dan Sistim Udara
Tekan”
2. Turbin Gas:
§ Suhu dan tekanan gas: Jika kondisi suhu dan tekanan gas pada saluran masuk ke turbin
gas bervariasi dari kondisi optimum rancangannya, turbin mungkin tidak akan mampu
beroperasi pada efisiensi maksimum. Variasi dalam kondisi gas dapat disebabkan oleh
kesalahan-kesalahan perancangan pabrik (termasuk pengukuran) atau operasi pabrik yang
tidak benar.
§ Operasi beban sebagian dan nyala & mati: Efisiensi unit pembangkit pada beban sebagian
dapat dicapai mendekati nilai rancangan dengan memberikan perhatian terhadap seluruh
item diatas. Walau demikian, keputusan pasar untuk mengoperasikan unit pembangkit
pada beban tertentu akan memiliki pengaruh besar pada efisiensi termis rata-rata. Hal
serupa, keputusan pasar pada kapan pabrik akan on atau off-line juga memiliki sik ap pada
efisiensi thermis rata-rata sebab kehilangan energi sewaktu sistim menyala atau berhenti.
§ Suhu gas panas yang meninggalkan pembakar. Meningkatnya suhu biasanya
mengakibatkan kenaikan output energi;
§ Suhu gas buang. Penurunan suhu biasanya mengakibatkan kenaikan keluaran energi;
§ Aliran massa melalui turbin gas. Umumnya, aliran massa yang lebih tinggi menghasilkan
keluaran energi yang lebih tinggi pula;
§ Penurunan tekanan yang melintas silencer gas buang, saluran dan cerobong. Penurunan
kehilangan tekanan meningkatkan keluaran energi;
§ Meningkatkan tekanan udara yang masuk atau meninggalkan kompresor. Peningkatan
tekanan akan meningkatkan keluaran energi.
3. Generator Steam Pemanfaat Kembali Panas: Silahkan mengacu kepada Modul
“Pemanfaatan Kembali Limbah Panas”
5. DAFTAR PERIKSA OPSI
Bagian ini memuat opsi-opsi efisiens i energi yang paling penting untuk kogenerasi
§ Menggunakan gas buang untuk memanaskan udara dari kompresor (terutama digunakan
dalam kondisi cuaca dingin);
§ Membagi kompresor kedalam dua bagian dan mendinginkan udara diantara dua bagian;
§ Membagi turbin kedalam dua bagian dan memanaskan ulang gas diantara dua bagian
dengan melewatkan gas melalui burner dan combuster tambahan yang berlokasi diantara
dua bagian;
§ Pendinginan udara masuk. Hal ini terutama digunakan pada kondisi cuaca panas;
§ Menurunkan kelembaban udara masuk;
§ Meningkatkan tekanan udara pada pembuangan kompresor udara;
§ Menginjeksikan steam atau air ke combustors atau turbin;
§ Mencuci atau paling tidak membersihkan kotoran dari sudu-sudu kompresor udara dan
turbin secara teratur dan
§ Kombinasikan metode- metode diatas.
6. LEMBAR KERJA
Bagian ini meliputi lembar kerja sebagai berikut:
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 17
§ Kinerja sistim kogenerasi turbin uap
§ Kinerja sistim kogenerasi turbin gas
Lembar Kerja 1: Kinerja sistim kogenerasi turbin uap
No.
Parameter Satuan Nilai
1. Pembangkitan Daya (P) kW
2. Pembangkitan Steam (M) TPJ
3. Tekanan Steam kg/cm2 (g)
4. Suhu Steam 0C
5. Entalpi Steam (hs) kKal/kg
6. Suhu Air Umpan 0C
7. Entalpi Air Umpan (h4) kKal/kg
8. Jumlah Ekstraksi Jumlah
9. Kondisi Ekstraksi Pertama
Tekanan kg/cm2 (g)
Suhu 0C
Entalpi Aktual (h1) kKal/kg
Entalpi Teoritis (H1) kKal/kg
10. Kodisi Ekstraksi Kedua
Tekanan kg/cm2 (g)
Suhu 0C
Entalpi Aktual (h2) kKal/kg
Entalpi Teoritis (H2) kKal/kg
11. Kondisi Kondensasi
Tekanan kg/cm2 (g)
Suhu 0C
Entalpi Aktual (h3) kKal/kg
Entalpi Teoritis (H3) kKal/kg
12. Efisiensi Tahap Pertama {(h1 – h2) / (h1 – H1)} %
13. Efisiensi Tahap Kedua {(h2 – h3) / (H1 – H2)} %
14. Efisiensi Tahap Kondensasi
{(h3 – h4) / (H2 – H3)}
%
15. Laju Panas Plant [ M x (hs – h4) ] / (P x 1000) KKal/kWh
Lembar Kerja 2: Kinerja Kogenerasi Turbin Gas
No.
Parameter Satuan Nilai
1. Pembangkitan Energi (P) kW
2. Masukan Bahan Bakar untuk Turbin Gas (F) kg/jam
3. GCV Bahan Bakar kKal/kg
4. HRSG (Generator Steam Pemanfaat Panas)
Steam yang Dihasilkan (Ms) kg/jam
Entalpi Steam (hs) kKal/kg
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 18
Entalpi Air Umpan (hw) kKal/kg
Massa Gas Buang (Mf) kg/jam
Suhu Masuk Gas Buang (tin) 0C
Suhu Keluar Gas Buang (tout) 0C
Pemakaian Bahan Bakar Tambahan (Maux) kg/jam
GCV Bahan bakar kKal/kg
5. Efisiensi Turbin Gas
[P x 860 x 100] / [ F x GCV Bahan bakar]
%
6. Efisiens i HRSG
[Ms x (hs – hw) x 100]/{[Mf x Cp x (tin – tout)] +
[Maux x GCV Bahan bakar]}
%
7. REFERENSI
Bureau of Energy Efficiency, Ministry of Power, India. Energy Efficiency in Thermal Utilities. 2004
California Energy Commission. Kogenerasi Handbook. 1982
Department of Energy, Queensland Government, Australia.
www.energy.qld.gov.au/infosite/steam_turbines.html,
www.energy.qld.gov.au/infosite/condensers_cooling_sys.html and
www.energy.qld.gov.au/infosite/facts_influence_thermal.html
National Productivity Council. Assessing Kogenerasi potential in Indian Industries. 2002
Polimeros, George. Energy Kogenerasi Handbook, Industrial Press Inc.
The European Association for the Promotion of Kogenerasi. www.cogen.org/
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP),
Environment and Sustainable Development Division. Part 1: Overview of Kogenerasi and its
Status in Asia. In: Guidebook on Kogenerasi as a Means of Pollution Control and Energy
Efficiency in Asia. 2000. http://www.unescap.org/esd/energy/publications/detail.asp?id=759
Copyright:
Copyright © United Nations Environment Programme (year 2006)
This publication may be reproduced in whole or in part and in any form for educational or non-profit purposes without
special permission from the copyright holder, provided acknowledgement of the source is made. UNEP would appreciate
receiving a copy of any publication that uses this publication as a source. No use of this publication may be made for resale
or any other commercial purpose whatsoever without prior permission from the United Nations Environment Programme.
Hak Cipta:
Hak cipta © United Nations Environment Programme (year 2006)
Publikasi ini boleh digandakan secara keseluruhan atau sebagian dalam segala bentuk untuk pendidikan atau keperluan
non-profit tanpa ijin khusus dari pemegang hak cipta, harus mencantumkan sumber yang membuat. UNEP akan menghargai
pengiriman salinan dari setiap publikasi yang menggunaan publikasi ini sebagai sumber. Tidak diijinkan untuk
menggunakan publikasi ini untuk dijual belikan atau untuk keperluan komersial lainnya tanpa ijin khusus dari United
Nations Environment Programme.
Disclaimer:
Modul peralatan energi ini dibuat sebagai bagian dari proyek “Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Industri di Asia
dan Pasifik/ Greenhouse Gas Emission Reduction from Industry in Asia and the Pacific” (GERIAP) oleh Badan
Produktivitas Nasional, India. Sementara upaya-upaya masih dilakukan untuk menjamin bahwa isi dari publikasi ini
didasarkan fakta-fakta yang benar, UNEP tidak bertanggung-jawab terhadap ketepatan atau kelengkapan dari materi, dan
Peralatan Energi Termis: Kogenerasi
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 19
tidak dapat dikenakan sangsi terhadap setiap kehilangan atau kerusakan baik langsung maupun tidak langsung terhadap
penggunaan atau kepercayaan pada isi publikasi ini
Disclaimer:
This energy equipment module was prepared as part of the project "Greenhouse Gas Emission Reduction from Industry in
Asia and the Pacific" (GERIAP) by the National Productivity Council, India. While reasonable efforts have been made to
ensure that the contents of this publication are factually correct and properly referenced, UNEP does not accept
responsibility for the accuracy or completeness of the contents, and shall not be liable for any loss or damage that may be
occasioned directly or indirectly through the use of, or reliance on, the contents of this publication, including its translation
into other languages than English. This is the translated version from the chapter in English, and does not constitute an
official United Nations publication.

Sedekah Menaungi Pemiliknya Di Hari Kiamat




Seorang muslim senantiasa khawatir akan nasibnya kelak di hari Kiamat atau hari Berbangkit. Sebab ia faham bahwa pada hari itu umat manusia bakal dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar sedangkan matahari berada sangat dekat dari kepala setiap orang. Maka ketika itu setiap orang sangat ingin agar dirinya bisa bernaung di bawah suatu tempat bernaung agar dapat terhindar dari panasnya sengatan matahari.

Alhamdulillah, Nabi Muhammad memberitahu kepada kita ummatnya, ilmu mengenai apa saja perbuatan yang bila dikerjakan selagi hidup di dunia yang fana ini, dapat menyebabkan hadirnya naungan di hari Kiamat. Oleh sebab itu seorang muslim-mukmin yang cerdas pasti bersemangat mencari tahu perbuatan apakah gerangan itu. Seorang muslim cerdas sangat peduli dengan apa-apa yang memastikan dirinya selamat dan sukses dalam kehidupan di alam abadi akhirat, sesudah ia meninggalkan dunia fana. Bahkan lebih jauh daripada itu, seorang mukmin pasti berusaha sekuat tenaga mengamalkan ilmu tersebut agar janji yang ada bersamanya menjadi kenyataan kelak di hari tidak ada naungan kecuali naungan yang datang dengan izin dan ridho Allah. Itulah sebabnya seorang muslim tidak akan pernah puas mendalami sekedar ilmu yang sebatas demi kepentingannya hidup di dunia fana ini. Ia pasti akan getol memperluas wawasan ilmunya hingga mencakup perkara sesudah kematiannya. Demikianlah permohonannya kepada Allah:

اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا



”Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia pusat perhatianku dan batas pengetahuanku.” (HR Tirmidzi)


Seorang beriman sangat faham bahwa bila ia hanya memiliki pengetahuan yang bermanfaat sebatas untuk kepentingan dan kemaslahatan hidupnya di dunia belaka, maka itu tidaklah terlalu startegis. Maka iapun mencari tahu apa saja pengetahuan yang menyebabkan dirinya mengerti hal-hal yang bakal dialaminya setelah kehidupannya di dunia. Dan semua ilmu tersebut hanya mungkin ia dapatkan berdasarkan informasi dari Allah dan RasulNya semata. Sebab semua ilmu yang melewati batas dunia termasuk ilmu mengenai hal-hal yang ghaib. Dan itu tidak bisa diketahui kecuali bila datang dari Allah Yang Maha Tahu perkara ghaib maupun nyata. Bahkan Nabi Muhammad tidak akan bisa menjelaskannya kecuali karena beliau sendiri telah diberitahu Allah.



Di antara keterangan Rasulullah ialah hadits yang menyatakan bahwa naungan orang beriman di hari Kiamat sangat terkait dengan kebiasaannya mengeluarkan sedekah sewaktu hidupnya di dunia. Ketika di padang Mahsyar setiap orang menunggu giliran dirinya diadili serta timbangan kebaikan dan keburukannya diperhitungkan, maka semua orang bakal merasakan panasnya matahari di atas kepala masing-masing. Namun orang-orang yang bersedekah bakal memperoleh naungan dari matahari karena sedekahnya itu hingga hukuman alias vonis ditetapkan di antara manusia.

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول :
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَاسِ ، أو قال :
حَتَّى يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ قال يزيد :
فَكَانَ أَبُو الخَيْرِ لَا يُخْطِئُهُ يَومٌ إلَّا تَصَدَّقَ مِنْهُ بِشَيْءٍ ،
أَوْ كَعْكَةً أَوْ بَصَلَةً أوْ كَذا


“Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata: ”Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau bawang merah atau seperti ini.” (HR Al-Baihaqi – Al-Hakim – Ibnu Khuzaimah)


Dalam hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad dengan jelas dan tegas menyatakan sebagai berikut:

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ


Bersabda Rasulullah saw: “Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.” (HR Ahmad)


Saudaraku, marilah kita rajin bersedekah agar memperoleh naungan di hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Sungguh beruntung orang beriman yang melazimkan dirinya setiap hari mengeluarkan sedekah sebagai bentuk investasi cerdas untuk melindungi dirinya di hari yang sungguh sangat menyulitkan dan menakutkan kebanyakan manusia. Seperti yang dikatakan oleh periwayat hadits di atas yakni Yazid: ”Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau bawang merah atau seperti ini.”


Dan ketahuilah saudaraku, jangan pernah memandang remeh pemberian yang engkau keluarkan. Sebab bukan banyaknya sedekah yang menyebabkan naungan di hari Kiamat. Melainkan keikhlasan kitalah yang menyebabkannya. Sehingga dalam hadits lainnya Nabi bahkan bersabda sebagai berikut:

قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ
مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ



“Janganlah kamu meremehkan sedikitpun perbuatan ma’ruf, sekalipun kamu sekedar menemui saudaramu dengan wajah berseri.” (HR Muslim)


يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمِسْكِينَ لَيَقُومُ عَلَى بَابِي فَمَا أَجِدُ لَهُ شَيْئًا
أُعْطِيهِ إِيَّاهُ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ لَمْ تَجِدِي شَيْئًا
تُعْطِينَهُ إِيَّاهُ إِلَّا ظِلْفًا مُحْرَقًا فَادْفَعِيهِ إِلَيْهِ فِي يَدِهِ
“Ya Rasulullah, semoga Allah memberikan rahmat kepadamu. Sesungguhnya seorang miskin berdiri di depan pintu rumahku, maka aku tidak menemukan sesuatu yang bisa aku berikan kepadanya.” Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: ”Jika kamu tidak menemukan sesuatu yang bisa kamu berikan kepadanya selain kuku binatang yang dibakar, maka serahkanlah kepadanya di tangannya.” (HR Tirmidzi)


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan serta sikap pengecut dan kebakhilan.” (HR Muslim)